Erfgoed a la Carte

Part of my involvement in heritage education, I have attended the Closing Conference of Erfgoed a la Carte (erfgoed = heritage), in Spoorwegmuseum (Railway Museum), Utrecht, 24th Sept 2008. I have written the report in Indonesian because I sent it to my Indonesian network.
Rabu, 24 September 2008, saya menghadiri penutupan Program "Erfgoed a la Carte" yang kalau diterjemahkan secara harafiah berarti "Prasmanan Pusaka", lokasinya di Museum Kereta Api, Utrecht.
Prasmanan Pusaka adalah program stimulasi edukasi pusaka untuk sekolah dasar yang dilaksanakan antara 2004-2008 oleh 15 organisasi di Belanda, terdiri dari institusi pendidikan dan organisasi pusaka. Pimpinan proyeknya Cees Hageman yang sudah kita kenal dengan baik. Tujuan utama proyek ini adalah untuk merangsang agar edukasi pusaka dapat diintegrasikan kedalam kurikulum sekolah dasar dan juga kehidupan sehari-hari siswa. Caranya adalah melalui kerjasama antara sekolah-sekolah dasar dengan berbagai organisasi heritage yaitu museum, arsip, arkeologi, monumen dan perpustakaan.

Penerjemahan programnya dilakukan di lingkungan yang terdekat dengan lokasi sekolah, antara lain sebagai contoh :

Grup
Kunjungan ke Organisasi Pusaka
1 dan 2 Kegiatan di alam terbuka, kebun atau taman bersejarah
3 Museum berskala kecil
4 Perpustakaan atau arsip
5 Arkeologi atau urban arkeolog
6 Museum berskala besar
7 Pusaka industri
8 Pusaka bergerak

Subsidi diberikan oleh Pemerintah Belanda per siswa sejumlah 10.90 euro.

Setelah 4 tahun dilaksanakan, Prasmanan Pusaka ditutup dengan acara diskusi dan evaluasi. Hal-hal yang menarik untuk diperhatikan antara lain :

1. Ketika Prasmanan Pusaka dimulai dianggap "tidak penting" oleh beberapa sekolah karena skala penyelenggaraannya yang terbatas dan oleh organisasi pusaka yang relatif kecil;
2. Namun Prasmana Pusaka kemudian memberi wacana untuk kaitan antara pendidikan, kebudayaan dan pusaka;
3. Sebagai perpanjangan kebijakan Pemerintah Belanda yang memberikan subsidi 15 euro per siswa untuk edukasi budaya dalam bentuk kartu yang dapat digunakan untuk mengunjungi museum, teater, dll, secara gratis;
4. Sebetulnya pusaka itu berfungsi sebagai alat atau tujuan?
5. Materi yang baik sangat penting karena dapat digunakan dalam jangka panjang;
6. Prasmanan Pusaka berjalan lebih baik dan lancar di kota-kota kecil; sedangkan di kota besar seperti Amsterdam relatif lebih banyak menghadapi kendala;
7. Hal yang perlu diperhatikan adalah pengembangan materi pelajaran dan struktur kerjasama antarorganisasi;
8. Sebagai tindaklanjut akan dibentuk forum ahli terdiri dari orang-orang yang terlibat dalam Prasmanan Pusaka.

Acara penutupan juga diisi dengan tur keliling museum dan pameran tentang berbagai materi edukasi pusaka.

Comments

Popular posts from this blog

REFLECTION ON 2023

RISE AND FALL OF SUGAR INDUSTRY IN INDONESIA

INFILL DEVELOPMENT