RUH BANGUNAN BERSEJARAH (2)

Menyambung diskusi tentang ruh bangunan bersejarah dengan menghidupkan berbagai aktivitas, prinsip yang sama juga berlaku untuk revitalisasi obyek-obyek bersejarah lain.


Bangunan atau bentuk fisik lain semata-mata adalah wadah. Yang kita ingin perkenalkan pada masyarakat adalah nilai-nilai sejarahnya. Caranya? Dengan melakukan aktivitas, bisa berupa simulasi aktivitas pada masa lalu atau aktivitas edukatif lain. Aktivitas ini semakin penting lagi jika kita memberi fungsi baru berupa museum pada bangunan bersejarah. Museum tanpa aktivitas adalah museum yang pasif dan bagi anak-anak cenderung tidak menarik.


Di bawah ini beberapa contoh aktivitas yang dilakukan di atas tram dan gerbong antik antara Hoorn dan Medemblik dan aktivitas yang dilakukan di Museum Bakeri di Medemblik.





Anak-anak khususnya melakukan simulasi kegiatan bagaimana pengangkutan barang di masa lalu dengan menggunakan gerbong kereta api.




Sukarelawan dengan kostum petugas pos giro yang melayani anak-anak di kantor pos di atas kereta api. Anak-anak dapat mengirim kartu pos dari sini.



Kotak surat di atas kereta api untuk pengiriman pos sungguhan bekerjasama dengan perusahaan pos dan giro.





Di Museum Bakeri anak-anak melihat demonstrasi pembuatan roti tradisional dan diperbolehkan membantu.




Anak-anak diberi kuis yang jawabannya mendorong mereka untuk melihat koleksi museum lebih detail dan membaca keterangannya.


Anak-anak juga dipersilakan mengikuti workshop mendekorasi kue.

Comments

Popular posts from this blog

Le Corbusier's Ghetto (and how the Dutch deal with it)

INFILL DEVELOPMENT

REFLECTION ON 2023