MEMPELAJARI THOMAS KARSTEN
Pada hari Rabu, 27 Juli 2022, Johannes Adiyanto (dosen Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya) membagi pengalaman pribadinya berkaitan dengan penelitian tentang karya-karya arsitek Belanda, Thomas Karsten, pada diskusi bulanan Pansumnet. Moderatornya Dr. Al Busyra Fuadi, ST., M.Sc (dosen Prodi Arsitektur, Universitas Bung Hatta, Padang).
Herman Thomas Karsten (Amsterdam, 22 April 1884 - Cimahi, 21 April 1945) merupakan nama yang terkenal dan sering menjadi rujukan sekaligus bahan penelitian baik dalam konteks tata kota maupun arsitektur di Indonesia, terutama jika mengacu pada rentang waktu 1900 hingga 1940-an. Pengaruh Karsten di beberapa kota kolonial masih terasa hingga masa sekarang, demikian juga dengan karya-karya bangunannya.
Pada diskusi kali ini, narasumber mengambil perspektif yang sedikit personal, yaitu menempatkan
Karsten dalam perjalanan kehidupan pribadi narasumber. Narasumber tumbuh di Malang, lalu bekerja di Palembang, mempunyai ibu mertua yang berasal dari Semarang, adalah sebagian kecil perjalanan kehidupannya. Kekaguman narasumber akan pasar membawanya pada Pasar Djohar Semarang, Pasar Gede Solo dan kemudian ikut serta dalam usaha penyelamatan Pasar Cinde di Palembang.
Narasumber menulis artikel tentang Thomas Karsten dalam buku Antologi Kota #2 yang terbit tahun 2019, dengan judul ‘Menelusur Ulang Pemikiran Thomas Karsten dalam Merancang Kota’. Proses pembelajaran ini belum selesai dan masih akan berlanjut. Pertanyaan besarnya adalah bagaimana arsitek Belanda (dalam hal ini Thomas Karsten) memahami Hindia Belanda?
Jika mau membaca lebih detail tentang Herman Thomas Karsten : The Life and Work of Thomas Karsten, karya Joost Coté, Hugh O’Neill, Pauline K.M. van Roosmalen, Helen Ibbitson Jessup, 2017, Architectura & Natura, Amsterdam, ISBN 978-94-6140-059-8
Comments