HUTAN PERANGKO

Saya selalu menyukai alam terbuka tetapi bekerja dengan tangan di alam terbuka baru saya lakukan setelah tinggal di Belanda.

Pertama, di sepetak kebun di depan apartemen di Amsterdam. Saya menanam bahan-bahan sayuran sup (wortel, seledri, bawang daun), bunga dan buah stroberi. Ini saya lakukan terutama untuk memberi contoh pada anak saya, Dian, bahwa wortel asalnya dari tanah, bukan dari supermarket. Setelah Dian agak besar, kegiatan berkebun ini berhenti, terutama karena stroberi dimakan keong terus. 

Kedua, sekarang saya sering menjadi sukarelawan merawat hutan lindung di propinsi paling utara di Belanda. Di hutan lindung itu ada binatang dan pohon-pohon lokal yang dilindungi sebagai ciri khas warisan alam setempat. Hutan lindung berukuran relatif kecil ini di Belanda dinamakan "postzegel bosjes" atau "hutan perangko" karena memang bentuknya petak  dan relatif kecil seperti perangko. Hutan perangko ini penting dalam ekosistem keseluruhan karena secara akumulatif menjadi paru-paru hijau yang efektif dan juga menjaid habitat berbagai tanaman dan hewan yang dilindungi. 

Pada awalnya saya kaku dan tidak terlalu paham bagaimana memelihara hutan lindung. Tetapi setelah beberapa bulan, saya makin menghargai hutan lindung yang saya pelihara. Hutan lindung ini juga menjadi alasan yang positif untuk bertemu dengan orang-orang lokal yang mempunyai banyak pengetahuan dan pengalaman. Saya selalu menikmati belajar dari orang-orang lapangan ini. Contohnya adalah penjual bibit tanaman di Wilheminaoord yang bercerita kenapa beliau tidak setuju dengan nominasi Wilheminaoord sebagai Situs Pusaka Dunia. Atau seorang ahli ekologi spesialis sejarah lansekap lokal yang tiba-tiba muncul datang bertandang dan menceritakan sejarah dan manka setiap kontur lahan dan pohon. Atau para petani di sekitar hutan lindung yang lahannya luas-luas dengan pengolahan intensif berbasis mesin yang efisiennya bukan main dibandingkan para petani di Indonesia. Mereka semua adalah guru saya. 

Satu lagi, di musim menjaga jarak 1,5 meter untuk mencegah penyebaran virus Corona seperti sekarang, bekerja di hutan lindung sangat nyaman dan menyenangkan karena tidak ada orang lain. Lengan dan punggung saya juga sekarang terbiasa dengan kerja lapangan membuka jalur jalan, membersihkan parit, mengangkut batang pohon, atau membungkuk menggunting tanaman-tanaman liar yang seperti tidak habis-habisnya. 




Comments

Popular posts from this blog

Le Corbusier's Ghetto (and how the Dutch deal with it)

INFILL DEVELOPMENT

RISE AND FALL OF SUGAR INDUSTRY IN INDONESIA