BEBERAPA REFERENSI TENTANG PELESTARIAN

Saya terlibat dalam penerbitan beberapa dokumen yang dianggap bermanfaat untuk gerakan pelestarian warisan budaya di Indonesia.

Khusus untuk generasi muda yang belum lama bergabung dengan gerakan pelestarian, mungkin informasi ini bermanfaat.

Semua link merujuk pada dokumen dalam Bahasa Indonesia dan bisa gratis diunduh.  

(1999)

Burra Charter by Australian ICOMOS

(Prinsip dan prosedur dasar konservasi tempat bernilai budaya diterbitkan oleh ICOMOS Australia. Penerjemahan dilakukan bersama Ir. Rika Susanto dari Beranda Warisan Sumatra atas kerjasama dengan ICOMOS Australia).

https://australia.icomos.org/wp-content/uploads/Piagam-Burra-Burra-Charter-in-Indonesian1.pdf

 

(Sumber: Australian ICOMOS)

(2009)

Canon van Nederland

(Lima puluh topik yang merupakan ringkasan sejarah Belanda secara berurutan, termasuk tentang sejarah Belanda di Indonesia, misalnya tentang VOC yang mengeksploitasi rempah-rempah dan Raja William I yang memberlakukan tanam paksa. Penerjemahan dilakukan atas kerjasama dengan Stichting entoen.nu di Belanda).

https://www.canonvannederland.nl/


(Sumber: CanonvanNederland)

(2016)

Digging4Data: Bagaimana meneliti lingkungan terbangun di Indonesia, 1620-1950

karya Huib Akihary, Nadia Purwestri and Pauline K. M. van Roosmalen

Digging4Data adalah buku panduan untuk para periset tentang warisan budaya teraga (arsitektur) yang berkaitan dengan Belanda mulai dari periode VOC hingga periode kolonial di Indonesia.

file:///C:/Users/Hasti/Downloads/digging4data-mencari_indonesian%20(4).pdf

 

(Sumber: Rijksdienst voor Cultureel Erfgoed)


(2021)

Historic Urban Landscape (HUL) Quick Scan Method, Handbook for Indonesian University Lecturers

By Vera D. Damayanti, Hasti Tarekat Dipowijoyo, Kemas Ridwan Kurniawan, Jacqueline Rosbergen, Peter Timmer & Punto Wijayanto

 (Metode Pemindaian Cepat Lanskap Kota Bersejarah, Buku Panduan untuk Dosen di Indonesia adalah perangkat yang praktis dan partisipatif untuk mempraktekkan prinsip-prinsip HUL yang diadopsi oleh UNESCO tahun 2011. Pendekatan ini diuji tiga kali di Indonesia, di Muntok (2018), Banjarmasin (2019), dan Depok Lama (2022).

https://drive.google.com/file/d/1JVlSRhjqAaUvDs23UaS7NnhvhDX2AGST/view

 

(Sumber: Rijksdienst voor Cultureel Erfgoed)

 

(2022)

Indische Bouwkunst, Architecten en Hun Ouvre in Nederlands-Indiƫ en Indonesiƫ in de Eerste Helft van de 20ste Eeuw door Obbe Norbruis

(Arsitektur di Nusantara, Para Arsitek dan Karya Mereka di Hindia-Belanda dan Indonesia pada Paruh Pertama Abad ke-20 karya Obbe Norbruis. Penerjemahan dilakukan bekerjasama dengan Obbe Norbruis).

https://www.heritage-hands-on.org/_files/ugd/69921c_5215fd736868463fa66c523955641be3.pdf

 


Comments

Popular posts from this blog

Le Corbusier's Ghetto (and how the Dutch deal with it)

INFILL DEVELOPMENT

RISE AND FALL OF SUGAR INDUSTRY IN INDONESIA