MUSEUM SEJARAH NASIONAL

Salahsatu berita hangat yang hampir setiap hari muncul di media massa di Belanda saat ini adalah tentang Museum Sejarah Nasional.

(sumber foto : http://www.mecanoo.com/)

Dua politikus dari Partai Sosialis dan dan Partai Kristen Demokrat pada tahun 2006 menulis sebuah pledoi tentang pentingnya sejarah bagi sebuah bangsa. Mereka mengusulkan dibangunnya Museum Sejarah Nasional yang mempromosikan sejarah bangsa Belanda secara aktual kepada publik. Pledoi ini ditanggapi ramai dan didukung oleh para anggota parlemen. Dibentuklah sebuah badan yang tugasnya mempersiapkan museum tersebut dan dipilih tiga kota sebagai kandidat lokasi : Arnhem, Amsterdam dan Den Haag. Setelah melalui berbagai prosedur dipilihlah Arnhem.

Mengenai materi museum disepakati bahwa perjalanan sejarah bangsa yang dirangkum dalam 50 Jendela Canon akan ditampilkan. Kelimapuluh Jendela Canon sendiri terangkum melalui proses panjang yang dilakukan oleh kelompok ahli dari berbagai latar belakang dan sudah mendapat pengakuan nasional. Canon merangkum sejarah Belanda sejak 3000 tahun sebelum Masehi hingga bergabungnya Belanda dengan Uni Eropa. Pendudukan Belanda di Indonesia menjadi salah satu jendela Canon juga, tepatnya nomor 40 dalam urutan kronologis sejarah Belanda.


Persiapan membangun Museum Sejarah Nasional seluas 10.000 m2 sudah berjalan, namun ternyata tidak sesuai dengan kesepakatan semula. Pertama, materi museum bergeser bukan lagi berdasarkan 50 Jendela Canon namun berdasarkan pendekatan tematis yang lain. Kedua, lokasi museum yang semula direncanakan dibangun di kawasan hijau di sebelah Museum Terbuka Arnhem dipindahkan ke tengah kota di sepanjang sungai dekat Jembatan John Frost.


Maka berdebatlah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Belanda, Ronald Plasterk, dengan para anggota parlemen. Pengamat dan penulis opini juga menuliskan pendapat mereka di berbagai media. Bapak Menteri tidak keberatan dengan berbagai pergeseran rencana di atas, sementara para anggota parlemen tetap ingin berpegang pada rencana asal. Semua debat dan diskusi di media massa begitu ramainya, saya sendiri panasaran seperti apa jadinya museum ini kelak ketika resmi dibuka tahun 2011?

Comments

Popular posts from this blog

Le Corbusier's Ghetto (and how the Dutch deal with it)

INFILL DEVELOPMENT

RISE AND FALL OF SUGAR INDUSTRY IN INDONESIA