KOTA PUSAKA DUNIA (2) : CUENCA, EKUADOR

Cuenca di Ekuador menjadi Kota Pusaka Dunia sejak 1999 karena dianggap mempunyai tatakota Renaissance gaya Amerika yang masih asli. Tetapi Cuenca juga menerima penghargaan lain dari UNESCO yaitu untuk Qhapac Nan, Rute Jalan Andes (situs pusaka dunia), topi anyaman Toquilla (pusaka dunia tak teraga) dan Taman Nasional El Cajas (situs alam dunia).

Di Ekuador kota ini dianggap sebagai kota yang paling menarik dan rileks. Penduduknya tidak lebih dari setengah juta orang oleh sebab itu kotanya tidak begitu padat. Tatakotanya sangat indah dengan empat sungai yang mengalir menyusuri semua bagian kota dan karena ketinggiannya sekitar 2500 meter di atas ketinggian laut maka hawanya sejuk sepanjang tahun. Di Cuanca kita tidak memerlukan mesin pendingin ruangan.

Walaupun Cuanca kota yang relatif kecil tetapi kehidupan ekonomi, sosial, budaya dan edukatif di kota ini relatif baik. Pertama-tama jalur pedestrian bukan saja tersedia tetapi juga sangat nyaman dan indah untuk ditelusuri, terutama sepanjang Sungai Tomebamba. Skala kotanya sangat manusiawi karena hampir semua obyek sosial dan budaya (museum, restoran, universitas, perkantoran, pasar) terjangkau dengan berjalan kaki. Street art juga membuat kota lama semakin menarik karena grafiti bukan dibuat dengan kualitas tinggi. Grafiti favorit saya adalah dinding luar restoran bernama Seribu Satu Malam dan grafiti yang menggambarkan seorang pemain gitar elektronik.

Saya juga mengeksplorasi pasar tradisional di Cuenca. Buah-buah dan sayuran segar terlihat sangat menarik. Di lantai dua khusus untuk penjual makanan dan minuman khas Equador atau khususnya Propinsi Azuay karena Cuenca adalah ibukota propinsi ini. Yang baru bagi saya adalah penjual khusus produk-produk terbuat dari coklat karena Ekuador menghasilkan biji kakao terbaik di dunia. Di salahsatu stand coklat, batangan coklat dijual dalam bentuk balok-balok besar sekali. Kalau datang ke Ekuador tidak mencicipi coklat lokal, mungkin belum lengkap.

Tantangan untuk saya jika mengunjungi suatu tempat baru adalah menangkap dan memahami sense of place tempat itu. Sedapat mungkin sense of place yang dirasakan juga oleh warga lokal, oleh para pendatang yang akhirnya memutuskan tinggal menetap di tempat itu karena jatuh cinta dan merasa betah dengan banyak hal. Sense of place hanya bisa dirasakan melalui pemahaman dan pengalaman. Berjalan kaki, membangun kontak dan menyerap informasi sebanyak-banyaknya membantu merasakan sense of place. Setelah beberapa hari di Cuenca saya cukup memahami memahami mengapa kota ini disukai dan dicintai banyak orang sebagai tempat tinggal dan mendapat begitu banyak status pusaka dunia. 





















Comments

Popular posts from this blog

REFLECTION ON 2023

RISE AND FALL OF SUGAR INDUSTRY IN INDONESIA

INFILL DEVELOPMENT